MATERI PARTIKULAT
(serbuk batu bara, serbuk kapas, serbuk
kuarsa, serat asbes, timbal, serbuk sari bunga, dll).
Timbal merupakan pencemar udara yang berasal dari gas buangan
kendaraan bermotor. Untuk menghasilkan pembakaran yang baik dan meningkatkan efisiensi
motor bakar, bensin diberi zat tambahah TEL (tetra etil lead atau Pb(C2H5)4).
Setelah mengalami pembakaran di dalam motor, timbal dilepaskan ke udara dalam
bentuk oksida timbal. Timbal merupakan racun keras, akumulasi timbal dalam
tubuh dapat menyebabkan gangguan sistem pencernaan dan sistem syaraf, radang
paru hingga kanker paru, gangguan jantung, gangguan ginjal, keterbelakangan
mental pada anak.
Serbuk sari (pollen) bunga menyebabkan gangguan pada penderita
alergi saluran pernafasan (seperti : asma).
Penyakit yang disebabkan oleh polutan partikulat di daerah
industri dan teknologi adalah Pneumoconiosis, yaitu gangguan sistem pernafasan yang
disebabkan oleh partikel debu yang masuk dan mengendap di paru-paru.
Pneumoconiosis dibedakan menjadi 5 yaitu:
a. Silikosis, disebabkan oleh debu silika (SiO2)
yang masuk ke paru-paru dan mengendap, banyak terdapat di pabrik besi &
baja, keramik, pengecoran beton, bengkel besi, serta penambangan besi, timah,
dan batubara. Masa inkubasi 2 – 4 tahun. Gejala: sesak nafas, batuk, dahak, dan
pada kondisi parah menyebabkan kegagalan kerja jantung. Penyakit ini belum ada
obatnya.
b. Asbesitosis, disebabkan debu atau serat asbes yang masuk
dan mengendap di paru-paru. Asbes adalah campuran dari berbagai macam silikat,
terutama magnesium silikat. Banyak terdapat pada pabrik dan industri yang
menggunakan serat asbes. Gejala: sesak nafas, batuk disertai dahak, ujung jari
membesar/melebar. Selain itu serat asbes dapat menyebabkan penebalan selaput
paru-paru/pleura; dan tumor/kanker paru.
c. Bisinosis, disebabkan debu/serat kapas yang terhirup
dan mengendap di paru-paru. Terdapat pada pabrik pemintalan kapas, pabrik
tekstil, dan industri garmen. Masa inkubasi sekitar 5 tahun. Gejala: sesak
nafas, berat di dada. Pada stadium lanjut diikuti dengan bronkhitis kronis dan
emphysema.
d. Antrakosis, disebabkan debu batubara. Terdapat pada
penambangan batubara, lokomotif/kapal laut berbahan bakar batubara, pekerja
boiler PLTU berbahan bakar batubara. Masa inkubasi 2 – 4 tahun. Gejala: sesak
nafas. Adanya kandungan silikat pada batubara menyebabkan penyakit antrakosis
sering juga disertai silikosis. Antrakosis dibagi 3 yaitu: antrakosis murni,
silikoantrakosis, dan tuberkosilikoantrakosis.
e. Beriliosis, disebabkan oleh debu logam berilium baik
yang berupa logam murni, oksida, sulfat dan halogenida. Terdapat pada industri
yang menggunakan campuran berilum dan tembaga, pabrik fluoresen, pabrik
pembuatan tabung radio, dan industri pengolahan bahan penunjang industri
nuklir. Masa inkubasi sampai dengan 5 tahun. Debu logam berilium dapat
menyebabkan penyakit nasofaringitis, bronkhitis, dan pneumonitis. Gejala:
sedikit demam, batuk kering, mudah lelah, berat badan turun, dan sesak nafas.
(serbuk batu bara, serbuk kapas, serbuk kuarsa,
serat asbes, timbal, serbuk sari bunga, dll).
Timbal merupakan pencemar udara yang berasal dari gas buangan
kendaraan bermotor. Untuk menghasilkan pembakaran yang baik dan meningkatkan
efisiensi motor bakar, bensin diberi zat tambahah TEL (tetra etil lead atau
Pb(C2H5)4). Setelah mengalami pembakaran di
dalam motor, timbal dilepaskan ke udara dalam bentuk oksida timbal. Timbal
merupakan racun keras, akumulasi timbal dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan
sistem pencernaan dan sistem syaraf, radang paru hingga kanker paru, gangguan
jantung, gangguan ginjal, keterbelakangan mental pada anak.
Serbuk sari (pollen) bunga menyebabkan gangguan pada penderita
alergi saluran pernafasan (seperti : asma).
Penyakit yang disebabkan oleh polutan partikulat di daerah industri
dan teknologi adalahPneumoconiosis, yaitu gangguan sistem pernafasan yang
disebabkan oleh partikel debu yang masuk dan mengendap di paru-paru.
Pneumoconiosis dibedakan menjadi 5 yaitu:
a. Silikosis, disebabkan oleh debu silika (SiO2)
yang masuk ke paru-paru dan mengendap, banyak terdapat di pabrik besi &
baja, keramik, pengecoran beton, bengkel besi, serta penambangan besi, timah,
dan batubara. Masa inkubasi 2 – 4 tahun. Gejala: sesak nafas, batuk, dahak, dan
pada kondisi parah menyebabkan kegagalan kerja jantung. Penyakit ini belum ada
obatnya.
b. Asbesitosis, disebabkan debu atau serat asbes yang masuk
dan mengendap di paru-paru. Asbes adalah campuran dari berbagai macam silikat,
terutama magnesium silikat. Banyak terdapat pada pabrik dan industri yang
menggunakan serat asbes. Gejala: sesak nafas, batuk disertai dahak, ujung jari
membesar/melebar. Selain itu serat asbes dapat menyebabkan penebalan selaput
paru-paru/pleura; dan tumor/kanker paru.
c. Bisinosis, disebabkan debu/serat kapas yang terhirup
dan mengendap di paru-paru. Terdapat pada pabrik pemintalan kapas, pabrik
tekstil, dan industri garmen. Masa inkubasi sekitar 5 tahun. Gejala: sesak
nafas, berat di dada. Pada stadium lanjut diikuti dengan bronkhitis kronis dan
emphysema.
d. Antrakosis, disebabkan debu batubara. Terdapat pada
penambangan batubara, lokomotif/kapal laut berbahan bakar batubara, pekerja
boiler PLTU berbahan bakar batubara. Masa inkubasi 2 – 4 tahun. Gejala: sesak
nafas. Adanya kandungan silikat pada batubara menyebabkan penyakit antrakosis
sering juga disertai silikosis. Antrakosis dibagi 3 yaitu: antrakosis murni,
silikoantrakosis, dan tuberkosilikoantrakosis.
e. Beriliosis, disebabkan oleh debu logam berilium baik
yang berupa logam murni, oksida, sulfat dan halogenida. Terdapat pada industri
yang menggunakan campuran berilum dan tembaga, pabrik fluoresen, pabrik
pembuatan tabung radio, dan industri pengolahan bahan penunjang industri
nuklir. Masa inkubasi sampai dengan 5 tahun. Debu logam berilium dapat
menyebabkan penyakit nasofaringitis, bronkhitis, dan pneumonitis. Gejala:
sedikit demam, batuk kering, mudah lelah, berat badan turun, dan sesak nafas.
0 komentar:
Posting Komentar